STRATEGI OPTIMALISASI PENGELOLAAN ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH MELALUI KOLABORASI DAN SINERGITAS DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI

Main Article Content

Diyah Tri Irawati

Abstract

Setiap aspirasi masyarakat dan daerah menjadi hal yang sangat penting yang sudah seharusnya diolah dan dikelola secara optimal oleh Sekretariat Jenderal DPD RI yang mempunyai fungsi sebagai supporting system bagi DPD RI. Selama ini pengolahan dan pengelolaan aspirasi masyarakat dan daerah dirasa belum optimal. Padahal aspirasi masyarakat dan daerah memiliki peran yang penting dan signifikan dalam meningkatkan kinerja lembaga DPD RI. Kurang optimalnya pengolahan dan pengelolaan aspirasi masyarakat dan daerah ini ternyata disebabkan oleh tidak adanya kolaborasi, sinergitas dan keberlanjutan program-program yang dijalankan. Bidang Diseminasi Aspirasi Masyarakat dan Daerah, Pusat Kajian Daerah dan Anggaran, yang berada di bawah Deputi Bidang Persidangan, mempunyai fungsi utama dalam mengolah aspirasi yang dibawa oleh para anggota DPD RI yang merupakan hasil penyerapan aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya. Kemudian alat kelengkapan yaitu Komite I, II, III dan IV belum sepenuhnya menempatkan hasil tabulasi aspirasi dari Bidang Diseminasi sebagai fokus wilayah kerja Anggota DPD RI. Di sisi lain, bagian Pengelolaan Sistem Informasi, Bidang Sistem Informasi, Deputi Bidang Administrasi, mempunyai fungsi untuk mengelola setiap hasil aspirasi masyarakat dan daerah tersebut agar lebih akomodatif dan mudah untuk diakses masyarakat luas. Mengapa sampai dengan 3 (tiga) periode keanggotaan DPD RI masalah pengolahan dan pengelolaan aspirasi masyarakat dan daerah ini seperti “jalan ditempat†dan masing-masing bagian terkesan mengedepankan programnya sendiri? Bagaimana strategi yang semestinya harus dibenahi? Padahal kita ketahui, jika hasil pengelolaan aspirasi dilakukan secara optimal maka akan dapat meningkatkan kinerja lembaga DPD RI sebagai perwakilan dari daerah. Kata Kunci: Kolaborasi, Sinergitas, DPD RI, Aspirasi Masyarakat Daerah

Article Details

References

  1. Abdulsyani. (1994). Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
  2. Abdulsyani. (1994). Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
  3. Anderson, E. &. (2004). Community as Partner Theory and Practice in Nursing (Vol. 4th Ed). Philadelphia.
  4. Andrew B. Whitford, S.-Y. L. (2010, April 13). Collaborative Behavior And The Performance Of Government Agencies. International Public Management Journal , 321-349.
  5. Hasan, E. (2005). Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama.
  6. Lindeke, L. S. (2005). Nurse-Physician Workplace Collaboration. Online Journal of Issues in Nursing .
  7. London, S. (2016, September 30). Collaboration and Community. Diambil kembali dari http://www.scottlondon.com/report/collaboration.pdf
  8. Marshall, E. M. (1995). Transforming The Way We Work: The Power of the Collaborative Work Place. (AMACOM.
  9. Marshall, E. M. (1995). Transforming The Way We Work: The Power of the Collaborative Work Place. AMACOM.
  10. Moekijat. (1994). Koordinasi (Suatu Tinjauan Teoritis). Bandung: Mandar Maju.
  11. Najiyati, S. d. (2011). Sinergitas Instansi Pemerintah Dalam Pembangunan Kota Terpadu Mandiri (The Synergy of Goverment Institutions in The Transmigration Urban Development). Jurnal Ketransmigrasian , 113-124.
  12. Nawawi, H. (1984). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
  13. Person. (2011). Collaborations: A Literature Review. Dalam E. R. Lai.
  14. Person. (2011). Collaborations: A Literature Review.
  15. Silalahi, U. (2011). Asas-asas Manajemen. Bandung: Refika Aditama.
  16. Sofyandi, H. d. (2007). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.