Main Article Content

Abstract

Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi yang tidak masuk kedalam 10 provinsi dengan tingkat penduduk miskin terbanyak di Indonesia. Melalui perekonomian yang didukung oleh pariwisata, Bali memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik. Hanya saja, dibalik kemegahan pariwisata yang dimiliki Bali, Bali masih memiliki jumlah penduduk miskin di beberapa daerahnya, terutama daerah-daerah yang jauh dari pusat pariwisata Bali. Kabupaten Karangasem merupakan salah satu kabupaten yang jauh dari pusat pariwisata Bali. Penduduk miskin di Karangasem pada tahun 2020 berjumlah 24,69 ribu jiwa. Pada tahun 2021, jumlah penduduk miskin di Karangasem meningkat menjadi 28,52 ribu jiwa dan pada tahun 2022, jumlah penduduk miskin mencapai angka 29,45 ribu jiwa. Untuk dapat menjawab mengapa miskin harus diketahui terlebih dahulu penyebab yang melatarbelakangi penyebab miskin. Hal ini lah menjadi latar belakang peneliti untuk mengetahui penyebab penduduk karangasem menjadi miskin dan memetakan jenis-jenis intervensi yang diberikan pemerintah kepada penduduk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah observasi, wawancara yang dilakukan dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Karangasem, Lurah Kelurahan Karangasem, dan Masyarakat Miskin Penentuan informan dilakukan melalui teknik snowball sampling. Intervensi yang dilakukan pemerintah dalam pengentasan kemiskinan yakni penanggulangan kemiskinan yang dibagi berdasarkan empat klaster yakni Klaster I yang terfokus pada Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga; Klaster II yang penekanan pada Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat; Klaster III yang terfokus pada Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil dan Klaster IV penekannya pada Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Program-Program lain Di Kelurahan Karangasem sendiri, tidak semua klaster program dijalankan. Di Kelurahan Karangasem terfokus pada dua program klaster yakni pada Klaster I Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga dan Klaster II Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat.
Keywords: Kemiskinan, Pengentasan Kemiskinan, Intervensi Pemerintah
 

Article Details

References

  1. Badan Pusat Statistik Indonesia. (2023). Penjelasan Data Kemiskinan. Retrieved from https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2011/01/27/884/penjelasan-data-kemiskinan.html
  2. Fadhli, K., & Nazila, L. R. (2023). Pengaruh Implementasi Bantuan Sosial Bpnt Dan Pkh Terhadap Efektivitas Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal Education and Development, 11(2), 196–202. https://doi.org/10.37081/ed.v11i2.4654
  3. G R Keeton. (2008). The Basic Needs Approach: A Missing Ingredient in Development Theory? Development Southern Africa, 1(3–4), 276–293.
  4. Ginting, ari mulianta, & Rasbin. (2010). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Sebelum dan Setelah Krisis. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 2(1), 279–312.
  5. Jacobus, E. H., Kindangen, P., & Walewangko, E. N. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga di Sulawesi Utara. Jurnal Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan Daerah, 19(3), 86–103.
  6. Kementrian Keuangan RI. (2023). Kemiskinan Makro dan Kemiskinan Mikro. Retrieved from https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/lubuksikaping/id/data-publikasi/artikel/3155-kemiskinan-makro-dan-kemiskinan-mikro.html
  7. Kenneth A. Reinert. (n.d.). The Basic Needs Approach. In Schoolar School of Policy and Goverment (Ed.), Elgar Encyclopedia of Development.
  8. Kurniawan, D., & Teguh Pamuji Tri Nurhayati. (2015). No Titlepenerapan Model Slow-Swan Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak. Media Ekonomi Dan Manajemen, 30(1), 68–75.
  9. Munker.H.H, & T. Walter. (2001). Sektor Informal Sumber Pendapatan Bagi Kaum Miskin dalam Menggempur Akar-Akar Kemiskinan. Jakarta: Takoma-PGI.
  10. Prawoto, N. (2009). Karakter kemiskinan dan strategi penanggulangannya. Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 9(April), 56–68. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/30659-ID-memahami-kemiskinan-dan-strategi-penanggulangannya.pdf
  11. Rizki Zul Arfandi, & Sumiyarti. (2022). Analisis Pembagian Manfaat Atas Program Bantuan Sosial Di Indonesia Tahun 2018. Media Ekonomi, 30(1), 1–15. https://doi.org/10.25105/me.v30i1.10304
  12. Ship Ying Wong. (2012). Understanding Poverty: Comparing Basic Needs Approach and Capability Approach. Bristol.
  13. Sulfadli, Susanti, G., Abdullah, M. T., Edy, N., & Pauzi, R. (2023). Evaluasi Dampak Program: Studi Kasus Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Enrekang. Development Policy and Management Review (DPMR), 3(1), 1–20. Retrieved from https://journal.unhas.ac.id/index.php/DPMR/
  14. Suryahadi, A., Kusumawardhani, N., & Izzati, R. Al. (2018). Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan. In SMERU Research Institute. Retrieved from http://sdgcenter.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Dr.-Asep-Suryahadi-%0AEfektifitas-Program-Bantuan-Sosial-Dalam-Pengurangan-Kemiskinan-dan-Ketimpangan.pdf
  15. Suryawati. (2004). Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Jarnasy.