Main Article Content

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor komunikasi pembangunan dari komunitas dan untuk menganalisa pengaruh daya dukung lingkungan terhadap partisipasi masyarakat dalam gerakan sosial dan untuk membangun model lomunikasi pembangunan yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam isu-isu lingkiungan hidup. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitaiuf yang didukung dengan metode kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan melakukan survey terhadap anggota dan relawan komunitas. Sedangkan untuk data kualitatif dilakukan dengan melakukan wawncara mendalam kepada narasumber terpilih, yaitu pengurus dari Komunitas Ciliwung Depok. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa advokasi, edukasi, dan konservasi merupakan bentuk komunikasi lingkungan yang dilakukan oleh Komunitas Ciliwung Depok untuk mewujudkan Ciliwung lestari dan pengaruh tokoh masyarakat dan tokoh agama sebagai daya dukung lingkungan terhadap partisipasi masyarakat ditentukan oleh bentuk dukungan yang diberikan. Sedangkan pengaruh pemerintah setempat terhadap partisipasi masyarakat ditentukan oleh bentuk dukungan yang diberikan dan media komunikasi yang digunakan. Studi ini merekomendasikan perlunya penguatan membangun komunikasi berupa bentuk dukungan yang paling sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat. Pesan komunikasi menajdi hal yang penting untuk diperhatikan dalam kerangka relasi kemitraan yang formal. Pada akhirnya dukungan terhadap inisiatif-inisiatif yang berasal dari komunitas sebagai sebuah gerakan sosial dapat memberikan dampak yang besar bagi kelestarian lingkungan.
Kata Kunci: gerakan social; advokasi; komunikasi pembangunan

Keywords

gerakan social advokasi komunikasi pembangunan

Article Details

References

  1. Badan Pusat Statistik (BPS). 2017. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia (Environment Statistics of Indonesia). BPS.Jakarta.
  2. Cangara H. 2020. Komunikasi Pembangunan. Rajagrafindo Persada. Depok.
  3. Carty V. 2015. Social Movement and New Tehcnology. Routledge. Newyork.
  4. Christiansen J. 2009. Four Stages of Social Movements. EBSCO. Massachusetts.
  5. Cox R. 2010. Environmental Communication and The Public Sphere (2nd Ed.). Sage. California.
  6. De la Porta, D., & Diani, M., 2006. Social Movements: an introduction (2nd ed.), Blackwell, Malden.
  7. Gunawan W, Muhamad RAT, Herdiansah A.G. 2015. Institusionalisasi Gerakan Lingkungan Dalam Menentang Rencana PLTSa di Kota Bandung, Jurnal Sosiohumaniora. Vol.17 (1).
  8. Komunitas Ciliwung Depok, 2022. Sejarah Komunitas Ciliwung Depok. KCD. Depok
  9. Liang et al. 2018. Towards an Integrated Model of Strategic Environmental Communication: advancing theories of reactance and planned behavior in a water conservation context, Journal of Applied Communication Research, Vol.46(2):135-154.
  10. Lubis P. D. dkk 2007. Pengantar Pengembangan Masyarakat, Departmen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Magister Profesional Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB, Bogor.
  11. Naurah, N. 2023. BNPB: Banjir Jadi Bencana Paling Banyak Terjadi di Indonesia Sepanjang 2022. https://goodstats.id/article/bnpb-banjir-jadi-bencana-paling-banyak-terjadi-di-indonesia-sepanjang-2022-o7h9b
  12. Sujatmiko I.G. 2006. Gerakan Sosial: Wahana Civil Society bagi Demokratisasi, LP3ES, Jakarta.
  13. Susanti P. 2019. Gerakan Ciliwung Bersih: Sejarah – Jejaring – Beautifikasi. Perkumpulan Gerakan Ciliwung Bersih. Jakarta.
  14. Wilkins et al, 2014. The Handbook of Development Communication and Social Change, Wiley-Blackwell.