Article Sidebar

Submitted
November 28, 2018
Published
November 30, 2018
Download
PDF
Statistic
Read Counter : 562 Download : 810

Main Article Content

Abstract

The effort to put good governance in development in Indonesia is basically not new. Since the Reformation, the transformation of closed government into an open government (inclusive) has begun to be pursued. Highlighting the conflicts in the land sector that tend to strengthen lately, there are some issues that have intensified conflicts in the field, such as the lack of guaranteed land rights in various legal and policy products. In this paper, a descriptive method is considered important in identifying the applicable issue and methodological framework for addressing governance issues in Indonesia. To reduce such agrarian conflicts between farmers and the government, and as an effort to increase farmers' income, all farmers are incorporated into agricultural cooperatives. Agricultural cooperatives are structured down to the National Level. Thus, farmers participate in good access to the marketing of agricultural produce.Keywords:good governance, agrarian conflict, agricultural cooperative

Article Details

References

  1. DAFTAR PUSTAKA
  2. Asyik, Y . (2016). Strategi Indonesia dalam Negosiasi Utang luar Negeri Bidang Infrastruktur (Indonesia- ADB).
  3. Colfer, C. J. P., & Capistrano, D. (2006). Politik desentralisasi:hutan, kekuasaan dan rakyat. CIFOR.
  4. Halim, A. (2001). Analisis Deskriptif Pengaruh Fiscal stress Pada APBD Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Yogyakarta:STIE.
  5. Isnaeni, N. (2013). Peran Strategis Pemerintah Daerah dalam Kerja Sama Internasional untuk Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Global & Strategis, Th, 7.
  6. Kaharudin,2014.Analisis Perngaruh Kebijakan Pertanian G-20 Di Los Cabos Meksiko 2012 Terhadap Kebijakan Pertanian Indonesia. eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (2):473 - 482
  7. Kartini, I. A., & Agustinus Supriyanto, S. H. (2013). Penerapan Prinsip Public Good governance Dalam Hubungan Internasional Melalui Perjanjian Sister City (Studi Kasus Sister City Kota Bandung)
  8. Nasikin, K. (2011). Pengembangan Sistem Informasi Akademis Dan Keuangan Di MAN 2 Pati. Speed-Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 3 (3).
  9. Nasional, B. P . P . (2010). Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR). Sektor Pertanian. Tersedia pada:www. bappenas. go. id/get-file- server/node/10618.
  10. Pujiriyani, D. W., & Wahab, O. H. (2013). Kemandegan CSR dan Kontribusinya. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 17 (2), 101-115.
  11. Rachman, N. F., Mary, S. R., Arizona, Y., & Firmansyah, N. (2012). Kajian Kritis Atas Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Permasalahan Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat. Kertas Kerja Epistema Institute No. 01/2012.
  12. Rahayu, I. E. S., & PERHEPI, M. R. U. K. (2014). Good governance Menuju Kesejahteraan dan Kemandirian Pertanian Indonesia. Prosiding, 1 (01).
  13. Sasongko.Tri Hadiyanto.2006. Potret Petani:Basis Pembaruan Agraria. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
  14. Sumiyati, Y . (2016). Peranan BUMN dalam Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 20 (3), 460-481.
  15. Supeno, H., & Rizal, N. (2012). Pengaruh Partisipasi Manajemen Terhadap Kepatuhan, Kebenaran Laporan, Transparansi, dan Akuntabilitas Melalui Akuntansi Instansi (Studi Pada Instansi PT X dan Lembaga/unit pemerintah wilayah Jawa Timur). Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA, 2 (1).
  16. Tambunan, T. (2008). Prospek Perkembangan Koperasi di Indonesia ke depan:Masih Relevankah Koperasi di dalam Era Modernisasi Ekonomi. Pusat Studi Industri dan UKM Universitas Trisakti.
  17. Wibowo R, 2007. Dinamika Pemikiran Brighten PERHEPI dalam Tiga tahun 2004-2007 dalam Prosiding Konperensi Nasional Petani Sejahtera Press, IPB, Bogor.